BPPT Launching IEMS 2019, Pameran Kendaraan Listrik Pertama di Indonesia

BPPT Launching IEMS 2019, Pameran Kendaraan Listrik Pertama di Indonesia

Menyambut Peraturan Presiden (Perpres) terkait Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan rencananya akan dikeluarkan pemerintah tahun ini dan  ditunggu-tunggu oleh berbagai pihak. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Majalah Transportasi Indonesia menggelar peluncuran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 sekaligus Focus Group Discussion bertajuk "Menyongsong Era Kendaraan Listrik Di Indonesia, Siapkah Kita?", di BPPT Jakarta, hari ini (17/07).

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan acara ini dimaksud untuk mendorong pemanfaatan kendaraan bermotor listrik (KBL) secara lebih maksimal. "Selain untuk meluncurkan IEMS 2019, acara ini juga sebagai ajang untuk membahas bersama kesiapan Indonesia dalam memasuki era KBL. Juga mendorong kita memanfaatkan perkembangan teknologi hingga ekonomi tanpa menjadi pasar saja," ujarnya.

Adapun, Perpres ini akan mengatur kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan tidak termasuk kendaraan listrik jenis hybrid dan plug-in hybrid. Salah satu pertimbangan kenapa kendaraan mengedepankan kendaraan yang berbasis hanya listrik, karena Indonesia memerlukan lompatan besar ke mobil listrik, jika ingin udara dan lingkungan bersih serta mendorong adanya kemandirian industri. Terutama, industri baterai yang bahan bakunya ditengarai berlimpah di Indonesia.

BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) sebagai lembaga Pemerintah tentu ingin berperan serta mendorong program pemerintah tersebut, mengingat bahwa kendaraan listrik saat ini menjadi tren dunia dan mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik di negara maju maupun negara berkembang. Jadi, tidak mengherankan bahwa kita menemukan peningkatan jumlah penelitian dan penelitian tentang kendaraan listrik/electric vehicle (EV) dalam berbagai publikasi ilmu pengetahuan dan ekonomi.

Adanya animo dan antusiasme yang begitu tinggi pada kendaraan listrik ini, ditentukan beberapa faktor seperti harga kendaraan listrik secara bertahap menurun menuju harga kendaraan combustion engine dari kelas yang sama, jarak tempuh kendaraan listrik satu kali pengisian makin meningkat, pemerintah di sejumlah negara menawarkan insentif keuangan, termasuk kemudahan kredit pajak, untuk menurunkan biaya produksinya, termasuk di Indonesia. Juga taraf hidup masyarakat makin meningkat yang tentunya lebih peduli terhadap ekosistem dan lingkungan yang lebih bersih.

Sejak 2018, BPPT telah menginisiasi percepatan kendaraan berbasis listrik ini dengan adanya pilot Project 2 (dua) unit fast charging station, di lokasi BPPT Thamrin dan BPPT Serpong, yang memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk menyuplai charging station yang terkoneksi ke battery mobil listrik.

BPPT juga telah bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian dan PT Mitsubishi Motor Kramayudha Sales Indonesia, untuk uji coba kendaraan listrik Mitsubishi MiEV dengan memanfaatkan energi terbarukan. Ke depan, BPPT akan menfokuskan diri pada pengembangan teknologi fast charging station untuk kendaraan roda empat dan roda dua dengan melibatkan industri dalam negeri. Juga akan difokuskan pada teknologi pengujian battery cell dan pack untuk mendukung industri baterai kendaraan listrik.

Pada FGD ini hadir berbagai lapisan masyarakat baik teknokrat, birokrat, entrepreuner, akademisi, LSM, bahkan amatir/individu pemerhati maupun pengembang, untuk berdiskusi bertukar pikiran menyampaikan pendapatnya, sekaligus sebagai launching Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019, untuk mendukung suksesnya program percepatan implementasi kendaraan listrik ini. Karena, saat ini mobil listrik merupakan suatu keniscayaan. (MAH/Transportasi.co)

Tags News